Hal ini tentu membuat Anda dilanda kebimbangan. Di satu sisi mungkin Anda tidak tega membiarkan rekan Anda dalam kesulitan. Tapi di sisi lain Anda juga khawatir jika uang Anda nggak balik lagi. Ditambah lagi jika reputasi rekan itu cukup buruk dalam soal pinjam meminjam uang.

Yang dikhawatirkan, di saat Anda membutuhkan uang itu, Anda kesulitan menagihnya karena ia selalu punya alasan untuk menunda mengembalikan. Yang lebih parah, jika ia selalu menghilang dari peredaran di saat ia harus mengembalikan uang Anda. Wah…! Lalu bagaimana cara menghadapinya? Nah, Anda yang kebetulan kepentok masalah ini, coba pertimbangkan hal berikut:

Faktor ‘kedekatan’
Faktor kedekatan bisa menjadi pertimbangan utama dalam meminjamkan uang. Jika hubungan Anda dan rekan tergolong dekat dan akrab, mungkin Anda bisa meminjamkannya. Karena jika kualitas pertemanan Anda cukup dekat, Anda tidak akan sungkan menagihnya di saat ia sudah harus mengembalikannya. Tapi jika hubungan Anda dengan rekan itu tidak dekat, atau jika Anda dan dia cuma ‘say hai’ di kantor, Anda berhak menolaknya dengan alasan yang masuk akal.

Kondisi keuangan
Perhatikan kondisi keuangan Anda. Apakah Anda perlu melakukan sejumlah pengeluaran ini itu sampai beberapa bulan ke depan. Misalnya bayar perpanjang kontrakan, anak sekolah, cicilan mobil, dsb. Jangan sampai terjadi, ketika Anda membutuhkan dana dalam jumlah besar, uang Anda masih berada di tangan orang lain. Jadi, jika kondisinya tidak memungkinkan tidak perlu memaksakan diri meminjamkan uang Anda hanya karena perasaan ‘nggak enak’.

Teliti reputasi rekan
Sebelum Anda memutuskan meminjamkan uang, ada baiknya Anda teliti dulu reputasi rekan itu. Jika ia termasuk rekan yang gemar meminjam uang namun malas mengembalikannya, ditambah lagi sudah ada beberapa korbannya, jangan sekalipun termakan bujuk rayunya. Karena Anda sendirilah yang akan kesulitan. Bisa jadi, masalah meminjam uang sudah menjadi ‘penyakit’ sekalipun sebetulnya ia nggak butuh-butuh amat.

Selidiki kemampuan rekan
Teliti juga kemampuan keuangan rekan Anda dalam membayar hutang. Anda bisa saja menyelidiki bagaimana kondisi keuangan dia, dilihat dari gajinya, ekonominya, harta benda yang dimiliknya, dsb. Kemudian ketahui apa tujuan dia meminjam uang, seberapa penting keperluannya, jaminan apa yang bisa ia berikan, dll.

Buat perjanjian
Jika pada akhirnya, Anda harus meminjamkannya uang, nggak perlu sungkan membuat perjanjian tertulis di atas segel. Isi perjanjian itu diantaranya, siapa yang meminjam dan meminjamkan, jumlah pinjaman, keperluan peminjam, tanggal peminjaman dan kapan tanggal pengembalian. Kalau perlu beserta jaminannya (kalau ada). Catat semua ini dengan baik, kalau perlu hadirkan seorang saksi. Jika di kemudian hari, peminjaman ini bermasalah, catatan beserta saksi itu dapat menolong Anda.

Tentu saja beberapa pertimbangan tadi tidak diperlukan jika rekan Anda hanya meminjam sepuluh ribu atau dua puluh ribu perak! Kalau rekan Anda butuh dana cepat dalam jumlah yang sangat terjangkau dan kebetulan Anda bisa meminjamkannya, tak perlu banyak pertimbangan. Jika ia sampai tidak mengembalikan, hitung-hitung amal deh. Pada dasarnya, masalah meminjamkan sepenuhnya adalah hak Anda. Jika Anda keberatan karena sejumlah kekhawatiran, Anda berhak menolaknya. Namun jika Anda tidak keberatan, tentu saja Anda boleh melakukannya.

0 comments:

Post a Comment

 
Top